Lahat Info - Hari Kopi Internasional jatuh pada 1 Oktober, sedang gaung nama Kopi Lahat terkenal sejak jaman kolonial Belanda. Dalam bacaan penulis nama Lahat tertulis sebagai daerah penghasil kopi di awal 1900-an di sebuah artikel iklan Belanda.
Nama Kopi Lahat sempat redup dengan terombang-ambingnya harga. Setelah tahun 1990 kopi Lahat booming dan berjaya, kemudian anjlok. Kembali pada tahun 2016, ketika itu Bupati Saifudin Aswari Rivai SE membuat event Festival Kopi Sumsel pada 20 Mei 2016 tepat saat peringatan HUT Lahat, harga sempat stabil hingga 35ribu, terutama untuk kopi Robusta. Usai 2017 harga kopi kembali turun.
Kondisi Sumsel yang menjadi penghasil kopi Indonesia di peringkat pertama dengan daerah penghasil Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim, Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ulu Selatan. Demikian wawancara penulis dengan Bupati Lahat Bursah Zarnubi. Sayang nya menurut Bursah dengan luas perkebunan 54 ribu hektar hasil Kopi Lahat belum maksimal. Saat ini 80 persen ada Kopi Robusta, 10 persen Arabika dan 5 persen kopi Liberika.
"Kita harus banyak belajar mencontoh Vietnam yang bisa menghasilkan kopi minimal 5 kg red cherry per batang.
Pembelajaran itu penting untuk memaksimalkan hasil, disertai kajian," ungkap Bursah Zarnubi.
Pada Pameran APKASI di pertengahan September 2025, Kopi Lahat menjadi primadona pengunjung.
"Kita harus siap jika ke depan jika langkah Kabupaten Lahat membuat pabrik kopi, pastinya perkebunan-perkebunan kopi masyarakat akan menikmati hasilnya," kata Bursah Zarnubi.
Terpisah Kepala Dinas Perkebunan Lahat Vivi Anggraeni mengatakan, strategi Dinas Perkebunan Lahat sendiri dalam meningkatkan hilirisasi perkebunan khususnya komoditi kopi dengan tetap menjaga sektor hulu untuk menghasilkan mutu dan kualitas kopi yang baik dan dapat bersaing di kancah internasional
"Saat ini pemerintah Lahat melalui dinas perkebunan mengupayakan usulan Pabrik Kopi Lahat ke kementerian pertanian dan kementerian perindustrian untuk pembangunan pabrik kopi Lahat di tahun 2026. Saat ini juga kita sudah ada Branding
"Kopi Lahat Raja nya Kopi" yang diharapkan mampu menembus pasar internasional," jelas Vivi.
Dari suara anak muda Lahat sebut saja Adit yang merupakan pemilik Adjuma Cafe mengungkapkan pada penulis, bahwa selain perkebunan kopi yang harus dikelola dengan baik, Lahat juga harus menyediakan sumber daya manusia yang unggul di bidang Perkopian.
"Kita butuh sumber daya manusia yang paham tentang perkebunan kopi hingga terhidang. Harus ada Q-Prosesor dan Q-Grader Robusta dan Arabika, sebab mereka yang akan dicari pembeli kopi," ulas Adit.
Hal sama diungkapkan Dian Ardiansyah pemilik DNA Coffee dan Cafe Filosenia yang berprinsip berbagi ilmu tentang kopi pada anak muda sangat penting, kopi kita harus makin dikenali masyarakatnya sendiri.
"Saya berkeinginan membuat diskusi tentang kopi, sharing session tentang kopi dari ruang lingkup yang paling kecil, supaya masyarakat kita bisa menikmati kopi berkualitas," harapan Dian. (Sofi)