Lahat Info - Pendidikan adalah pondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih baik, namun saat ini pemerintah Kabupaten Lahat masih menghadapi tantangan dalam memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam proses pendidikan.
Kondisi saat ini berdasarkan analis terhadap data survei sosial ekonomi nasional 2022 menunjukkan 4,08 juta anak usia 7-18 tahun di Indonesia tidak sekolah, dimana lebih 2,9 juta adalah remaja usia sekolah menengah atas.
Oleh karena itu, pihaknya melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan anak tidak sekolah sebagai upaya untuk mendata dan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang belum mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.
Pj Bupati Lahat Imam Pasli SSTP MSI mengungkapkan, kemajuan suatu negeri, kemajuan daerah itu sangat dibutuhkan oleh kualitas sumber daya manusia bukan uang tetapi sumber daya dari daerah tersebut.
"Pemerintah sudah mengeluarkan regulasi,
12 tahun, jadi 6 tahun di pendidikan dasar, 3 tahun di pendidikan menengah dan 3 tahun di pendidikan atas, untuk itu tugas kita mencegah dan menangani anak-anak yang tidak sekolah dan harus mendapatkan hak pendidikannya," ujarnya, Kamis (17/10).
Terdata, di Kabupaten Lahat saat ini sebanyak 5.881 anak tidak sekolah (ATS) yang tersebar di 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat sendiri.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, tidak memiliki akses layanan, anak penyandang disabilitas, anak jalanan, anak korban penelantaran, anak dalam perkawinan dini, serta anak ekonomi rendah.
"Oleh karena nya peran pemerintah setempat sangat penting, seperti camat dan kades terkait permasalahan ini, karena lebih tau solusi bagaimana masalah yang terjadi di pemerintahannya, juga berada ditengah masyarakat," ucap Imam.
Selain itu, Imam Pasli juga mengajak kepada dinas terkait ini dapat berkolaborasi bersama dalam upaya untuk mencegah dan sekaligus menangani anak tidak sekolah. Bappeda dapat membuat rancangan alternatif kebijakan terkait dengan anak tidak sekolah.
"Saya mohon kepada kepala dinas dan jajaran dapat mencari solusi pada permasalahan tersebut sehingga anak-anak dapat mendapatkan pendidik ke jenjang lebih tinggi," tutup Imam.